Kamis, 23
Januari 2014
Minggu 19 januari
tepatnya di pagi hari pada pukul 06:45 wib, saya seperti biasa melakukan
aktivitas saya di hari minggu pagi. Yaitu berangkat latihan sepak bola di
lapangan stpi/plp di daerah curug, tangerang. Setelah saya sampai di lapangan
tepatnya pukul 07:00 wib, dengan segera saya bergegas mencari tempat untuk
duduk mengenakan sepatu bola kesayangan saya dan setelah itu masuk ke arena
lapangan. Saya bersalaman kepada seluruh staf dan termasuk pelatih sepak bola
tim saya dan juga teman – teman saya yang sudah hadir terlebih dahulu dibanding
saya, satu jam saya bersama pelatih dan kawan – kawan saya melakukan pemanasan
agar badan saya dan seluruh anggota badan saya tidak kaku dan kram nantinya. Kemudian
satu jam kami berlatih tendangan – tendangan kearah gawang dengan kaki bagian
dalam maupun luar. Dan 3 jam kami pergunakan waktu untuk game (bertanding sesama
teman) dan memantapkan formasi yang di tentukan pelatih.
Tim kami baru berdiri
selama 3 bulan 27 hari hampir mendekati 4 bulan, nama tim kami adalah Adam FC, alasan nama tim ini di beri
nama adam fc karena dalam islam adam itu manusia sekaligus nabi dan kakek bagi
semua manusia di muka bumi ini yang Allah SWT ciptakan. Namun ada yang membuat
saya tidak betah di tim ini dan membuat saya tidak berkembang dan melempem,
yaitu tentang saya yang selalu terkena omelan dari pelatih inti tim ini, hanya
sayalah yang selalu terkena omelan setiap kali latihan dan bermain dalam soal
passing, shoting, dan penempatan diri pada formasi.
Tapi omelan itu tidak
berlaku pada teman – teman saya yang lain apalagi pada teman setim saya yang
bernama yusuf, teman saya ini posisi aslinya adalah gelandang namun dipaksakan
untuk menjadi seorang striker tunggal. Yusuf ini sangat begitu begajulan, susah
untuk di kasih tau, keras kepala dan sering melawan pelatih atau membela diri
ketika dia salah maupun tidak salah. Disaat yusuf salah baik di dalam lapangan
maupun di luar lapangan, dia tidak pernah terkena omelan dari pelatih inti
kami. Bahkan orang seperti yusuf pun berbicara pada saya tentang pelatih inti
kami, dia berkata : “diamah pokoknya is number one, kita mau bener juga tetep
aja dimata dia tuh salah mulu gak akan pernah bener”, Ujarnya kepada saya .
Lalu saya pun berfikir kembali, memang benar apa yang dikatakan oleh yusuf
bahwa kami dimata dia selalu salah dan tidak pernah benar, mungkin pernah benar
tapi tak sesering ketika kami salah. Terkadang kami sudah benar pun dimata dia
tetap saja salah.
Sebagaimana pada
kenyataanya yaitu saya selalu di omeli ketika passing dengan alasan passingnya
tidak benar dan kurang kencang yang jelas – jelas itu menurut saya sudah
kencang dan benar, lalu pada saat tekhnik formasi saya dan teman – teman pun
selalu bingung, mengapa ? karena saya dan teman – teman selalu salah dalam
alasan yaitu formasinya ngacak. Namun disana mungkin kalo boleh dibilang saya
lah yang paling sering di marahi dan di omelinya tidak tahu mengapa.
Bahkan omelannya itu
membuat saya merasa malu di hadapan teman – teman saya dan membuat itu menjadi
beban tersendiri untuk saya, saya merasa tertekan dan terkucilkan di tim ini. Saya
tidak tahu apakah maksud dari dia sering sekali memarahi saya didalam lapangan
apakah hanya untuk meluapkan emosinya kepada saya, apakah untuk untuk membuat
saya menjadi lebih baik, atau karena hanya ingin dilihat oleh semua tim bahwa
dia tegas atau memang hanya ingin mengomeli saya saja, entahlah saya tidak
tahu.
Mengapa saya berkata
seperti itu ?, karena memang itu pada kenyataanya dan karena memang hanya saya
sajalah yang terkena omelannya baik saya benar atau salah ya terkadang di mata
dia (pelatih) itu salah, sedang teman saya yang lain yang melakukan kesalahan
hanya di tegur dan bahkan hampir tidak di marahi sama sekali. Jelas sekali
perlakuan yang berbeda kepada saya dan teman yang lainnya, bukan hanya saya
bahkan pelatih – pelatih yang lain seperti pelatih fisik, kipper, tekhnik pun
tak luput dari sudut pandang salahnya itu bahkan terkadang di marahinya juga. Saya
menilai pelatih ini orangnya sangat tempra mental, dan menjadikan dia seperti
pemilik tim ini.
Saya sebagai pribadi
yang berusaha selalu sabar, menghormati yang lebih tua atau sebaliknya, dan
yang selalu berusaha berfikir positif, merendah diri, dan tidak melakukan
sesuatu dengan emosi, saya pribadi berfikir saya berusaha untuk menerima apa
yang dia katakana entah itu kata – kata kasar atau lainnya kepada saya, baik
saya benar maupun salah saya berusaha untuk selalu bisa menerima dan tidak
melawannya dengan emosi saya. Karena bagaimanapun saya menghormati suatu keputusan
seorang pelatih terhadap saya, dan seandainya saya melakukan hal yang sudah
benar tapi di pandangannya salah saya tetap harus menerimanya. Karena saya
berfikir bahwa saya pemain sedang dia pelatih, jadi mungkin dia lebih mengerti
dan lebih tau sesuatu hal di banding saya tentang sesuatu yang dimatanya
salah,tapi tetap saja itu menjadi beban tersendiri dan tekanan tersendiri untuk
saya.
Di tim ini bisa di bilang
pelatih – pelatih yang ada di dalamnya pun bukan benar - benar pelatih yang memiliki basic
kepelatihan dan mereka bukan pelatih resmi yang mempunyai lisensi kepelatihan
dari pssi kabupaten tangerang (anda bisa mengartikannya sendiri dalam kata RESMI)
. Dan pelatih yang masih harus belajar banyak tentang bagaimana cara membimbing
para muridnya untuk melakukan hal yang benar dan sesuai peraturan, bagaiman
cara melatih agar cara latihannya itu menyenangkan, masuk akal, dan gampang
diserap oleh pemain. Saya merasa tidak bermain seperti biasanya dan seperti
saat saya dulu bermain di SSB TUNAS CIPTA & SSB KADU SIRUNG, yang dimana
saya saat itu bermain pada titik yang sangat bagus dan menguntungkan bagi saya
terutama dalam hal beburu posisi line up.
Pelatih team Adam Fc
ini pun sangat memaksakan posisi yang tidak bisa dimainkan oleh para pemain dan
termasuk saya. Saya bermain di posisi striker namun tidak striker tunggal,
namun di paksakan untuk bermain di tengah menjadi gelandang pengatur serangan
yang jelas – jelas bukan tipe bermain saya. Dan teman – teman saya yang lain
pun ditentukan oleh pelatih kami dimana dia bermain yang jelas – jelas posisi itu
yang tidak bisa dimainkan oleh mereka. Wajar saja mereka terkadang salah dan
tidak sesuai yang di harapkan karena itu bukan posisi murni si pemain.
Pelatih kami pernah
berkata “tidak apa – apa wajar salah juga kita kan manusia pasti salah dan gak
selalu benar”. Namun kata katanya itu tidak pernah dipakai olehnya, sebagaimana
contoh ‘ketika saya salah namun dia memarahi saya yang jelas menurut pandangan
saya benar dan dimata dia salah, bukankah dia tidak melakukan apa yang dia katakana
kata – kata yang diatas tadi ?’ bukankah salah itu wajar katanya ? karena kita
adalah manusia .
Kata – kata dia yang
memarahi saya dengan nada tingginya sehingga membuat saya merasa malu di depan
teman – teman saya yaitu yang saya ingat sampai saat ini adalah “FERI ?, FERI ?!!!!!!!!!!!!! DENGAR SAYA TIDAK
?” yang pada saat itu dimana saya sedang berlatih bersamanya dan dia memanggil
saya dengan jarak tidak terlalu jauh dan saya pun melihat tepat kearah mukanya
namun tak tahu mengapa dia memanggil saya terus menerus dengan nada tinggi dan
berteriak seolah saya tidak melihatnya, padahal jelas pada saat itu saya
melihat dan memperhatikannya dan kebenaran pada saat itu posisi saya sedang
salah dimatanya. Lalu “FERIIIIII!!!!!!
ADUHHH PASSING YANG BENAR DONG, ADUHHHHH….. MASA UDAH BERKALI – KALI DIAJARIN
MASIH SALAH AJA!!!!!!” yang pada saat itu saya dan teman – teman sedang game
dan ketika itu saya passing dimata saya sudah benar karena terarah namun
dimatanya salah, jelas pada saat itu saya merasa malu sekali di hadapan teman –
teman saya. Lalu “FERRIII !!!! MAU KEMANA UDAH DISINI AJA JANG MAIN LARI-LARIAN
KESANA KEMARI, ADUHHH!!! MASSA MASIH BELUM NGERTI SIHH UDAH DI JELASIN BERKALI –
KALI??!!!, lalu memanggil teman saya yang di tim ke dua untuk menggantikan saya
di tim pertama” pada saat itu saya sedang game juga bersama teman – teman,
jelas itu sangat membuat saya malu sekali dan berjalan menunduk menuju tim ke
2. Semua adalah pada dasar REAL dan kenyataan . Saya merasa tidak nyaman di tim
ini dan merasa tidak bermain gereget dan sepenuh hati, karena saya bermain bola
selalu dengan senag hati dan bermain dengan sepenuh hati saya untuk bermain
lebih baik.
Namun tidak di tim ini,
saya merasa tidak berkembang sama sekali dan bahkan makin jauh dari performa
saya selama ini. Bahkan sampai saya berfikir untuk berhenti bermain bola karena
saya fikir saya sudah tidak bisa bermain bola lagi saya terlalu payah untuk
menjadi pemain bola. Padahal sepak bola adalah cita – cita saya sejak berumur 5
tahun dan saya sangat mengidolakan bambang pamungkas, tapi saya baru pertama
kali ini berfikir untuk tidak bermain bola lagi dan berhenti bermian bola. Padahal
saya selalu berfikir saat itu , tidak ada keahlian lain lagi pada diri saya
selain bermain bola, dan sepak bola adalah cita – cita paling utama saya .
Namun sekarang saya
merasa tidak bisa melakukan apapun dengan sepak bola karena saya tertekan oleh
pelatih yang selalu memarahi dan mengomeli saya dan itu menjadi beban
tersendiri dan fikiran tersendiri bagi saya pribadi. “BUKANKAH ITU PELATIH YANG SANGAT HEBAT ?, YANG DAPAT MERUBAH JALAN
FIKIR SESEORANG ??” ,yang bisa membuat saya berfikir seperti itu dan hampir
berhenti dan putus asa pada sepak bola.
Apakah anda akan diam
saja ketika anda merasa bahwa diri anda telah dipermalukan, apakah anda akan
diam saja di suatu tempat keahlian anda ketika anda terus tampil buruk, tidak
berkembang karena suatu maslah di daalam tim, selalu mendapat tekanan yang
tinggi dari siapapun itu yang berada di tempat keahlian atau bidang anda, dan
mendapat suatu ketidak nyamanan bagi anda sehingga anda tidak bisa mengexplore
kemampuan anda beradaptasi serta membuat anda merasa sedih dengan kemampuan
anda sendiri ??? apa anda hanya akan diam ???, jawabannya tentu tidak .
ketika anda tidak
nyaman di suatu tempat maka anda tidak akan tampil bagus dan tidak akan bisa
tampil dengan sepenuh hati. Ketika anda merasa tertekan dan merasa beban
tersendiri disana, maka anda tidak akan pernah bisa berkembang dan beradaptasi
disana anda kan tampil jauh dari performa anda selama ini dan anda tidak pernah
akan bisa mengexplore kemampuan anda dan anda tidak akan bisa bermain dengan
hati dan bermain dengan focus , karena konsentrasi anda terganggu selama anda
tampil. Dan semua itu akan membuat anda berfikir dua kali untuk memutuskan
suatu hal yang menurut anda itu pantas untuk anda lakukan. Karena saya bisa jadi mencari tim yang
lebih bisa membantu pemain untuk bermain lebih baik dan bisa beradaptasi dan
bermain dengan sepenuh hati. Karena saya merasa senang ketika bisa bermain
dengan sepenuh hati dan bermain dengan lepas . Tapi bukan berarti tim ini buruk,
saya mengakui tim ini bagus dan sangat luar biasa untuk tim yang masih baru
khususnya that’s very amazing. Tapi bagi saya pribadi saya merasa tidak nyaman
berada disini karena suatu masalah tertentu.. semua kembali pada penilaian kita masing - masing .
selesai….